Bencana di Bogor Menurun


INILAHKORAN.COM | Tahun ini, jumlah bencana di Kabupaten Bogor menurun dibandingkan tahun 2015. Kalau tahun lalu, jumlah bencana mencapai 785 kasus, pada tahun 2016 turun ke angka 588 kasus.

Masyarakat jangan lengah dan mengendurkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan terhadap bencana. Meskipun jumlahnya menurun dibandingkan tahun sebelumnya, masyarakat tetap harus terlatih menghadapi bencana.

"Memang jumlah bencana alam ataupun non alam menurun drastis dari 785 kasus menjadi 588 kasus. Namun masyarakat harus tetap waspada dan siaga terhadap bencana di lingkungan sekitarnya," ujar Kasie Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Budi Aksomo kepada INILAH, Kamis (29/12).

Pada tahun 2015 lalu, kata Budi, jenis bencana kebakaran yang tertinggi jumlah kasusnya. Namun pada tahun 2016, jenis bencana tanah longsor yang tertinggi.
"Tahun 2015 lalu, kasus bencana kebakaran 391, kasus angin puting beliung 167, tanah longsor 130 kasus, banjir 22 kasus, dan lainnya 75 kasus. Maka di tahun ini 193 kasus bencana longsor, 166 kasus bencana angin puting beliung, 159 kasus kebakaran, 54 kasus banjir dan 16 kasus bencana lainnya," tambahnya.

Budi menerangkan, menurunnya jumlah bencana dikarenakan faktor alam atau cuaca yang bersahabat sepanjang tahun 2016.

"Memang alam atau cuaca lebih bersahabat tahun ini dibandingkan tahun lalu. Tetapi nampaknya kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat juga semakin baik. Itu bisa dilihat terutama dari jumlah bencana kebakaran yang menurun drastis," terangnya.

Ia melanjutkan, bertambahnya jumlah bencana banjir karena curah hujan yang lebih panjang dibandingkan tahun 2015 lalu.

"Curah atau musim penghujan tahun 2016 ini kan lebih panjang dari sebelumnya. Tapi di sisi lainnya bencana kekeringan yang terjadi tahun 2015 lalu jauh berkurang," tandasnya.

Sementara itu, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bogor melakukan beberapa kegiatan dalam mitigasi penanggulangan dan kesiapsiagaan bencana. Beberapa kegiatan mitigasi tersebut di antaranya membangun unit pengolahan sampah, kampanye siaga bencana, pembentukan relawan siaga desa, pembuatan lubang biopori, pembuatan vertikal garden hingga penanaman pohon.

"Menanggulangi bencana banjir dimulai dari menjadikan sampah sebagai teman dan bukannya musuh. Jadi sampah baik plastik maupun organik kita olah menjadi kompos ataupun kerajinan tangan. Kami sudah membangun Unit Pengolahan Sampah dan daur ulang di Keradenan, Sukahati, Pondokrajeg Kecamatan Cibinong, Waringin Bojonggede dan Tugu Utara Cisarua," ujar Kepala Markas PMI Kabupaten Bogor Abidin.

Selain pengolahan sampah, kata Abidin, PMI juga membuat ribuan lubang biopori dan menanam ribuan pohon untuk mencegah bencana tanah longsor dan bencana banjir.

"Tahun ini kami membuat 6.000 lubang biopori dan menanam 25.000 pohon didaerah yang masuk dalam daerah rawan bencana longsor dan banjir," sambungnya.

Abidin melanjutkan, dalam menghadapi bencana 160 petugas PMI dan 120 relawan siaga desa siap diterjunkan dalam menghadapi ragam bencana.
"Selain petugas PMI dan relawan siaga desa, PMI juga siap dalam peralatan mulai mobil ambulance dan kelengkapannya. Kami siap melakukan pertolongan mulai dari vertical rescue, water rescue, hingga membuat dapur umum," lanjutnya. (reza zurifwan/dey)


Post a Comment

Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif

Lebih baru Lebih lama